Dosen Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung memberikan edukasi kepada 61 mahasiswa Program Studi Geologi Angkatan 2025 mengenai fenomena kimia di Kawah Rengganis, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Kegiatan ini awalnya dirancang sebagai bagian dari Praktikum Kimia Analitik di lapangan dengan tujuan memberikan pemahaman praktis tentang teknik pengambilan gas dan isotop. Praktikum tersebut dipandu oleh dosen pengampu Dr. Ir. Priatna, M.T. dan Sofyan Primulyana, S.T., M.T. sebagai upaya memperkuat pembelajaran teori di kelas. Selain dosen pengampu, ada dosen lainnya Ir. Sabtanto Joko Suprapto, M.T. dan Dr. Adang Saputra, S.Si.Komp, M.Si. yang telah beberapa kali melakukan penelitian di Kawah Rengganis. Kehadiran mereka menambah wawasan mahasiswa terkait proses-proses geologi dan sistem panas bumi di daerah manifestasi geotermal aktif. Kegiatan lapangan ini juga turut didukung oleh fasilitator Putri Rindu Bunga Kasih, A.Md., yang membantu mahasiswa dalam praktik pengambilan data dan observasi langsung di lapangan.
Pada awal kegiatan, mahasiswa mendapatkan penjelasan dari Ir. Sabtanto Joko Suprapto, M.T. mengenai zona steam-heated acid sulphate, dimana dalam zona steam-heated acid sulphate, hidrogen sulfida (H₂S) dapat teroksidasi menjadi asam sulfat (H₂SO4) melalui reaksi kimia. Oksidasi ini terjadi ketika H₂S bertemu dengan oksigen, yang menghasilkan lingkungan asam sulfat dalam kondisi tertentu. Penjelasan ini memberikan wawasan mengenai proses alterasi batuan, pembentukan mineral sekunder serta hubungannya dengan sistem panas bumi di bawah permukaan. Selain itu, beliau juga menjelaskan tentang proses pengendapan emas di bawah Kawah Rengganis yang berkaitan erat dengan aktivitas hidrotermal. Dijelaskan bahwa sirkulasi fluida panas membawa unsur logam seperti emas, perak dan tembaga yang kemudian terendapkan pada zona tertentu akibat perubahan suhu, tekanan atau komposisi kimia fluida. Materi ini membantu mahasiswa memahami keterkaitan antara sistem panas bumi dan potensi mineralisasi logam.
Diskusi selanjutnya dipimpin oleh Putri Rindu Bunga Kasih, A.Md. yang memperkaya wawasan mahasiswa mengenai aspek geokimia, interpretasi data lapangan serta pentingnya keselamatan dan prosedur saat melakukan sampling di area aktif geotermal.
Setelah sesi materi, dilakukan praktik lapangan berupa pengambilan sampel gas oleh Sofyan Primulyana, M.T., di mana mahasiswa diperlihatkan secara langsung teknik pengambilan sampel dari fumarol dan mata air panas serta cara penyimpanan dan penanganan agar tidak terjadi kontaminasi.
Selanjutnya, Dr. Ir. Priatna, M.T. menjelaskan teknik sampling isotop, meliputi pengambilan sampel uap dan dirubah menjadi fasa cair melalui proses kondensasi. Sampel kondensat akan dianaisis di laboratorium untuk mengetahu nilai isotop Oksigen-18 dan nilai Deuterium. Analisis isotop ini sangat penting untuk mengetahui tingkat magmatisme gunung api serta asal-usul air panas bumi, apakah berasal dari air meteorik, magmatik atau campuran keduanya.
Melalui kegiatan Praktikum Kimia Analitik di Kawah Rengganis ini, mahasiswa memperoleh pengalaman empiris dalam memahami hubungan antara fenomena permukaan seperti kawah, fumarol dan endapan mineral dengan proses geotermal bawah permukaan. Selain memperkuat pemahaman teoritis yang diperoleh di kelas, kegiatan ini juga menumbuhkan kemampuan observasi ilmiah, keterampilan teknis serta kesadaran keselamatan kerja lapangan dalam konteks eksplorasi panas bumi. (FH)



