Majalengka (31/10), Sebanyak 68 mahasiswa Program Studi Teknologi Pertambangan Angkatan 2025 Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung melaksanakan Praktik Geologi Dasar di Daerah Bantarujeg, Kabupaten Majalengka. Kegiatan lapangan yang berlangsung selama tiga hari ini menjadi salah satu agenda penting dalam pembelajaran awal mahasiswa pertambangan.

Lokasi Bantarujeg dipilih karena memiliki kekayaan fenomena geologi yang menarik untuk diamati. Di sana, mahasiswa dapat menjumpai singkapan batuan sedimen, intrusi batuan beku, hingga struktur geologi yang menjadi bahan pembelajaran langsung di lapangan.

“Mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi juga berlatih mengamati langsung kondisi geologi di alam. Mereka mempraktikkan pengukuran pola jurus perlapisan batuan, deskripsi batuan serta mengenali struktur geologi,” ujar Asep Rohman, dosen Pertambangan dalam kegiatan ini.

Sebagai bagian dari kurikulum, praktik ini bertujuan membekali mahasiswa dengan dasar-dasar pemetaan geologi. Penguasaan geologi menjadi fondasi penting bagi calon ahli pertambangan, karena hampir seluruh kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam berawal dari pemahaman geologi yang baik.

Selain memperkuat keterampilan teknis, kegiatan ini juga menanamkan nilai kepedulian terhadap bumi. Mahasiswa diajak memahami bahwa menambang bukan sekadar menggali atau mengambil, melainkan mengelola alam dengan bijak dan bertanggung jawab.

“Mereka adalah calon miner masa depan. Di bumi inilah mereka akan belajar dan bekerja, karena untuk saat ini kita belum bisa menambang di Bulan,” tambah Asep dengan senyum.

Kegiatan ini bukan hanya diikuti oleh dosen tambang saja, tapi ada pendamping lapangan lainnya, yakni Ahmad Fauzi Ismayanto, Xevarel Nevaldo, Rio Idat serta 14 mahasiswa Prodi Teknologi Pertambangan Angkatan 2024.

Melalui pengalaman ini, mahasiswa diharapkan semakin mengenal bumi tempat di mana mereka akan menambang, belajar dan menjaga kehidupan.