Dalam rangka kuliah lapangan geologi dasar dan Geomorfologi terapatan ke daerah Cipatat dan Waduk Saguling yang beberapa batuan penting tersingkap di tepi jalan dan dapat diamati dengan mudah. Salah satunya adalah Intrusi batuan beku pada batuan gamping. Lokasi ST1 kemarin, Rabu 06 November 2024, pada acara kuliah lapangan menjadi bahan diskusi yang menarik antara para mahasiswa dan para dosen.
Kuliah lapangan tersebut merupakan rangkaian akhir dari matakuliah (MK) Geologi Dasar dan MK Gemorfologi Terapan semester 1 Tahun Akademik 2024/2025 PEP Bandung. Pesertanya adalah para mahasiswa Teknik Geologi Angkatan 2024 PEP Bandung sebanyak 58 orang; lima para dosen dari kampus vokasi program geologi, tambang dan metalurgi dibawah Kementerian ESDM diantaranya; Denny Lumban Raja, Adang Saputra, A.D Wirakusumah, Sulistiyono, Akhmad Zaennudin dan Murni Sulastri.
Pada staisun 1 berada daerah Cicocok, Citatah, Padalarang. Tersingkap batuan Diorit pada galian C yang cukup luas sekitar 100 X 150 m dengan kedalaman 10 m. Terdapat kontak antara Diorit ini dengan Batulempung yang berwarna abu-abu, mengubahnya menjadi "Slate" ( sabak). Kontak tersebut sekitar 5 m, setebal sekitar 3 m menjadi batuan berwarna coklat muda, lunak, dapat digali dengan cangkul. Diorit berwarna abu-abu terang, porfiritik, dengan fenokris piroksen, amfibol, plagioklas dalam masa dasar afanitik berwarna abu-abu terang. Xenolith andesit banyak dijumpai pada Diorit ini berukuran rata-rata 1 - 2 cm. Diorit sudah mengalami rekahan-rekahan serta pelapukan batuan.
Pada staisun 2 daerah Waduk Saguling. Mahasiswa mengamati morfologi sesar naik dan mendatar, sepanjang perjalanan kita disuguhkan oleh longsor dan perbedaan ketinggian yang cukup ekstrim, karena perjalan ke waduk saguling melewati titik tengah Sesar Normal, pada stasiun 2 ini terdapat morforfologi kelurusan pungungan, tebing curam dan terdapat zona depresi yang cukup luas. Stasiun 3 berada pada jalan penghubung antara Saguling-Cianjur tepatnya kurang lebih 850 meter disebelah barat laut Bendungan Saguling 6o54’23,91” S dan 107o21’41,56” E. Pada lokasi ini dijumpai singkapan Formasi Citarum berumur Miosen Awal dengan litologi penyusun perselingan antara batupasir dan batulempung.
Fenomena struktur geologi berupa perlipatan antiklin (anticline folding) disertai dengan sedikit seretan sesar naik (drag fault thrust) cukup teramati dengan baik. Hasil pengamatan dan pengukuran didapatkan sumbu lipatan berarah barat-timur (N90oE) dengan jenis perlipatan antiklin asimetri (asymmetrical anticline) dan axial plane miring ke arah selatan. Axial plane yang cenderung miring ke selatan mengakibatkan kemiringan batuan (dip) pada sayap lipatan bagian selatan lebih curam dibandingkan dengan sayap lipatan bagian utara. Hal ini dapat diintepretasikan gaya yang bekerja pada struktur lipatan relative berarah utara-selatan berjenis kompresi (compression).