Yang Langka Di Sukabumi Untuk Edukasi dan Geowisata

04 November 2024 by Admin PEP Bandung

Pemunculan atau singkapan batubara di Pulau Jawa adalah sesuatu yang langka. Kelangkaannya, di sekitaran lima lokasi saja. Apalagi, singkapan batubara yang berada di halaman sebuah bale desa, itu jelas, langka banget. Namun, wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memiliki fenomena langka banget tersebut. Sebuah singkapan batubara, meski rank-nya rendah dan dimensi singkapannya pun sangat tipis, muncul diantara lapisan serpih batubaraan dan batupasir kuarsa yang dominan, dapat dijumpai di halaman sebuah bale desa yang tidak jauh dari Gunung Walat, Sukabumi. Karena itulah, lokasi tersebut dipilih sebagai tempat PKM PEP Bandung 2024.

Memang, lapisan batubara tidak banyak dijumpai di Pulau Jawa. Diantara yang sedikit itu, singkapan batubara dilaporkan terdapat di daerah Bayah dan Rangkasbitung, Banten; di wilayah Kabupaten Bogor, Sukabumi, Purwakarta, Tasikmalaya dan Garut. Di tiga daerah yang disebut terakhir ini, batubara masih perlu dibuktikan lagi keberadaannya. Sedangkan batubara di wilayah Provinsi Banten telah hampir habis ditambang. Sementara itu, untuk Pulau Jawa, keberadaan singkapan batubara sangatlah penting dilihat dari aspek pendidikan. Tiada lain, karena di Pulau Jawa banyak perguruan tinggi yang memiliki program studi geologi dan lainnya yang memerlukan lokasi singkapan batubara untuk kuliah atau praktikum lapangan mata kuliah terkait batubara. Maka, ketika kami telah menemukenali lokasi singkapan batubara di Sukabumi secara pasti, “barang” langka ini pun segera menjadi perhatian untuk dijadikan sebagai sarana pendidikan.

Benar. PEP Bandung, khususnya melalui matakuliah (MK) Praktikum Geologi Batubara, telah menjadikan singkapan batubara yang ada di Sukabumi sebagai lokasi praktikum lapangan dari MK tersebut. Bahkan sudah tiga kali, yaitu pada 2021, 2022, dan 2024. Maka, sebagai kilas balik, ketika ada kesempatan usulan pengabdian kepada masyarakat (PKM), kami pada 2023 berbulat hati mengusulkan singkapan geologi yang langka, yaitu singkapan batubara yang berada di Sukabumi itu, sebagai usulan untuk PKM di 2024. Judul usulannya: “Pengembangan Singkapan Batubara untuk Edukasi dan Geowisata di Wilayah Sukabumi, Provinsi Jawa Barat”. Usulan begenre eduwisata itu pun disetujui oleh pimpinan kami, Direktur PEP Bandung.  

Sejak Juli 2024 kegiatan PKM tersebut mulai dilaksakanan dengan memilih satu lokasi dari tiga lokasi tersingkapnya batubara yang kami jumpai di wilayah Kabupaten Sukabumi: Desa Gunungguruh, (Kecamatan) Gunungguruh; Desa Sukadamai, Cicantayan; dan Desa Sekarwangi, Cibadak. Dengan  pertimbangan utama berupa ketersediaan lahan yang menjamin penggunaan berkelanjutan dan aksesnya yang mudah untuk kendaraan roda empat, maka dari ketiga lokasi tersebut di atas, dipilih lokasi singkapan batubara yang berada di halaman bale Desa Sukadamai, sebagai lokasi acara puncak PKM yang telah diusulkan tersebut.   

Selanjutnya, mulai Agustus 2024 kami mulai merancang hingga memasang signboard dan menyiapkan acara puncak PKM. Sekitar seminggu sebelum acara puncak PKM, tiga buah signboard (papan informasi) telah dipasang di lokasi yang tidak terlalu berjauhan, yaitu di dekat pintu gerbang masuk ke kompleks bale desa (Signboard I), di halaman bale desa itu sendiri (Signboard II), dan di dekat lapangan bola (Signboard III) Desa Sukadamai. Informasi yang disampaikan dalam masing-masing signboard singkat, padat, dan diupayakan populer sesuai tujuannya. Informasi pada Signboard I yang di tepi jalan raya itu, sama sekali tidak menggandung bahasa teknis kegeologian atau kebatuba-baraan, karena ditujukan untuk masyarakat umum. Pada Signboard II, mulai dikenalkan bahasa teknis istilah-istilah gaya endogen, gaya eksogen, gambut, batubara, batupasir, dll; karena ditujukan untuk mereka yang sudah mulai tertarik dengan geologi dan singkapan batubara. Sedangkan Signboard III sudah berisikan informasi yang muatan geologi-batubaranya mulai banyak dan agak dalam, karena memang ditujukan untuk para mahasiswa dan guru yang berminat lebih lanjut akan topik tersebut. 

Gongnya pada Selasa, 29 Oktober 2024. Ketika acara puncak PKM itu pun dilaksanakan bertempat di aula bale Desa Sukadamai, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. Agenda utama pada acara puncak tersebut adalah peresmian signboard dan sosialisasi terkait topik PKM berupa presentasi oleh narasumber dan diskusi. Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi dan jajaran, Manajer UGGp Ciletuh-Palabuhanratu, Kepala Prodi T. Geologi yang sekaligus mewakili Direktur, dan beberapa dosen, PEP Bandung; Camat Cicantayan, Ketua dan beberapa anggota MGMP Geografi serta wakil dari HPI Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kepala Desa Sukadamai, dan para aparatnya. Sedangkan narasumber adalah Dr. Asep Permana Kurnia, S.T., M.Sc., Koordinator Scientific Board PSG, Badan Geologi, dan Ir. Denny Sukamto Kadarisman, dosen di Prodi T. Geologi UNPAK, Bogor. Total peserta mencapai lebih dari 80 orang.  

Demikian sekilas pengalaman dari mengangkat sesuatu yang langka menjadi sarana edukasi dan geowisata. Sebagaimana disampaikan oleh narasumber kedua, pak Denny, kita patut berbahagia, karena memiliki sejarah geologi yang panjang dan mengandung singkapan yang langka, yaitu batubara. Akhirnya, seperti disampaikan dalam penutup presentasi dari narasumber pertama, pak Asep, panel informasi tersebut dapat menjadi jendela informasi bagi masyarakat; situsnya dapat dikembangkan menjad destinasi kegiatan eduwisata dan laboratorium ilmu kebumian; dan media geointerpretasi yang dibangun kemudian dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran bagi masyarakat. *** (penulis: Oman Abdurahman). 

Whatsapp