Kuliah Umum: Daur Ulang Logam Pemisahan Fisik dan Kimiawi

15 Oktober 2024 by Admin PEP Bandung

Pada hari Selasa, 15 Oktober 2024, program studi Teknologi Metalurgi Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung mengadakan kuliah umum yang membahas topik penting mengenai Daur Ulang Logam: Pemisahan Fisik dan Kimiawi. Kuliah ini disampaikan oleh Dr. Taufiq Hidayat, S.T, M.Phill., Ph.D, dosen sekaligus Ketua Program Studi Teknik Metalurgi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Acara ini diadakan di Ruang Amphitheater PEP Bandung dan dihadiri oleh mahasiswa Teknologi Metalurgi angkatan 2023 dan 2024 (Semester 1 dan 3).

Kuliah umum yang berlangsung dari pukul 09.30 hingga 11.30 WIB ini dibuka oleh Fayyadh Haifan Akmal (TM '24) sebagai Master of Ceremony, dengan sambutan dari Wakil Direktur I, Imelda Hutabarat, dan dipandu oleh Nabila Shalsabila (TM '24) sebagai moderator.

Pentingnya Daur Ulang Logam
Dalam kuliah tersebut, Dr. Taufiq Hidayat, S.T, M.Phill., Ph.D menekankan pentingnya daur ulang logam dalam menghadapi tantangan terbatasnya sumber daya alam (SDA) di tengah meningkatnya permintaan material dan pertumbuhan populasi dunia. Daur ulang logam menjadi solusi untuk menjaga keberlanjutan penggunaan material, karena logam memiliki keunggulan unik—hampir semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa kehilangan kualitas aslinya.

Dr. Taufiq Hidayat menjelaskan bahwa daur ulang logam membantu menghemat energi secara signifikan. Penghematan energi dari daur ulang mencapai angka yang sangat besar, seperti 74% untuk besi dan baja, 95% untuk aluminium, 85% untuk tembaga, 65% untuk timbal, dan 60% untuk seng. Selain itu, perangkat seperti telepon genggam mengandung konsentrasi logam berharga yang lebih tinggi dibandingkan bijih hasil tambang, sehingga menjadi sumber potensial untuk proses daur ulang.

Proses Fisik dan Kimiawi dalam Daur Ulang
Dr. Taufiq Hidayat, S.T, M.Phill., Ph.D membedakan antara proses primer dan sekunder dalam metalurgi. Pemrosesan primer mencakup penambangan dari sumber daya geologis, sedangkan pemrosesan sekunder memanfaatkan "stok antropogenik" atau sampah yang dihasilkan manusia, juga dikenal sebagai urban mining. Urban mining ini menjadi penting karena ketersediaan bahan baku dari sumber daya alam semakin kritis.
Proses daur ulang mencakup tahapan pemilahan fisik dan kimiawi yang kompleks. Beberapa metode pemisahan fisik yang diuraikan Dr. Taufiq Hidayat meliputi:
1. Pemilahan: Dilakukan baik secara manual oleh manusia maupun secara otomatis menggunakan teknologi optic dan sinar-X.
2. Fragmentasi: Memecah komponen untuk mempermudah pengolahan dan meningkatkan keselamatan dalam proses selanjutnya.
3. Klasifikasi ukuran: Menggunakan peralatan seperti roll crusher untuk memisahkan fraksi-fraksi material.
4. Pemisahan berdasarkan sifat fisik: Berdasarkan perbedaan densitas (misalnya dengan air table atau pneumatic table) dan sifat magnet (ferromagnetik, paramagnetik, diamagnetik).

Selain pemisahan fisik, daur ulang juga melibatkan pemrosesan kimiawi yang meliputi metode hidrometalurgi, pirometalurgi, elektrometalurgi, biometalurgi, dan kombinasi. Setiap jenis logam dan material memiliki tingkat kompleksitas berbeda, sehingga pemilihan metode yang tepat sangat penting untuk keberhasilan proses daur ulang.

Kendala dalam Proses Daur Ulang
Meskipun daur ulang logam menawarkan banyak manfaat, Dr. Taufiq Hidayat juga menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi dalam implementasinya. Beberapa tantangan utama adalah:
•    Biaya tinggi untuk pengumpulan limbah.
•    Ketidaksiapan rantai pasok material sekunder.
•    Desain produk yang kompleks, yang mempersulit proses pemisahan.
•    Kurangnya infrastruktur yang mendukung daur ulang.
•    Kebijakan yang terbatas dan tidak konsisten.

Penutup
Kuliah umum ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana mahasiswa berkesempatan mendalami lebih jauh materi yang disampaikan. Sebagai bentuk apresiasi, Wakil Direktur I Imelda Hutabarat menyerahkan cinderamata PEP Bandung kepada Dr. Taufiq Hidayat.

Dengan pengetahuan yang diberikan dalam kuliah umum ini, mahasiswa diharapkan memiliki wawasan lebih dalam tentang pentingnya daur ulang logam serta tantangan dan peluang yang menyertainya khususnya dalam mempersiapkan Indonesia Net Zero Emission 2060. Semoga ini menjadi langkah awal bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam keberlanjutan industri metalurgi yang mendukung energi hijau di masa depan.

Whatsapp