Suatu pagi, kira-kira tiga minggu yang lalu, baru saja penulis duduk di kursi meja kerja di ruang dosen, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Setelah dipersilahkan masuk, ternyata ia Aisha, mahasiswa Prodi Teknologi Geologi Angkatan 2021, PEP Bandung (TG21). “Ada apa, Aisha?”, tanya penulis. “Ini pak, mohon izin saya mau minta tandatangan bapak pada lembar perbaikan tugas akhir saya dari hasil presentasi pra sidang tadi pagi berkenaan dengan masukan-masukan dan koreksi dari bapak”, kurang lebih jawaban Aisha. Itulah gambaran betapa gesitnya Aisha dalm beberapa minggu terakhir sampai sehari sebelum sidang tugas akhir (TA)-nya.
Ya, Aisha Permatasari, namanya; 21131001, NIM-nya. Ia yang pertama kali lulus dari antara teman-teman seangkatan, Prodi TG21, bahkan tercepat diantara seluruh prodi Angkatan 2021 PEP Bandung. Ia hanya perlu waktu 2 tahun 2 bulan dari jatah masa kuliah paling lama 3 tahun. Jika para mahasiswa PEP Bandung Angkatan 2021 yang akan lulus pada tahun ini barat “telur-telur yang akan menetas”, Aisha-lah “pemecah telur” itu yang pertama. Nilai kelulusanya juga maksimum: A. Hal ini wajar, jika melihat betapa semangatnya ia, terutama setelah dirinya mengikuti praktek kerja industri (prakerin) yang pertama, hingga TA. Cerita di awal tulisan ini menggambarkan keuletan Aisha. Setiap selesai konsultasi dengan dosen pembimbing atau dosen lain yang memberikan masukan, ia segera memperbaiki naskah TA-nya.
Faktor motivasi tampaknyanya menjadi kunci keberhasilan studi Aisha. Mari dengarkan penjelasannya ketika ia ditanya, apa yang memotivasi sedemikian tinggi sehingga bisa menjadi yang tercepat lulus. “Dorongan nomor 1 pasti dari kedua orang tua, karena ini adalah kesempatan emas buat Aisha memberikan rasa bangga kepada orang tua Aisha juga melihat effort dari dosen pembimbing masa iya pak pembimbingnya effort (sebegitu tinggi), (sementara) sayanya males-malesan; dan jika TA selesai maka satu beban Aisha menghilang dan Aisha bisa merayakan hari raya idul fitri dengan tenang”. Demikian jawabannya (dalam kurung dari penulis).
Apa yang dipelajari atau diteliti Aisha sendiri dalam TA-nya, sangat penting dan cukup memiliki kebaruan (novelty). Judul TA-nya, “Karakteristik Kimia dan Mineralogi Endapan Bauksit Laterit di Desa X, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat” menyiratkan substansi penting yang ditelitinya, bauksit. Kita tahu, bahan tambang ini di dalamnya terkandung aluminium, logam yang kini termasuk banyak dicari, salah satunya karena fungsinya dalam energi baru terbarukan. Sementara itu, nilai kebarunnya antara lain terletak pada hubungan antara kadar alumunium (Al) dengan kadar silika (Si) dari suatu singkapan bauksit. Dalam Bahasa sederhana dari Ir. Benny Bensaman, M.T,, pengujinya waktu sidang TA, sebagaimana dituturkan Aisha: “…berarti jika ingin mencari (eksplorasi) bauksit dengan kadar Al tinggi, maka (kita) harus mencarinya di tempat (daerah) yang kadar Si-nya rendah”. Dengan kata lain, kebaruan yang ditemukan Aisha dari karakterisasi endapan laterit bauksit di daerah penelitiannya adalah hubungan antara unsur-unsur yang terkandung dalam bauksit yang menjadi petunjuk atau arahan untuk eksplorasi bauksit (dengan kandungan alumunium yang tinggi sebagai target).
Bagian terakhir dari wawancara dengan Aisha tentang kesan dan pesan. “Mulai dari mencari-cari tempat magang kesana kemari sampai akhirnya dapat di Kalimantan Barat. Saat proses magang yang dijadwalkan 3 bulan magang dan 2 bulan pengambilan data hampir saja terlewat karena beberapa kendala tapi untung ada bantuan dari geologist yang sangat mengusahakan agar saya bisa mengambil data di lokasi penelitian yang sudah ditentukan sampai akhirnya pulang dari kalimantan barat mulai preparasi dan analisis laboratorium di bandung dibantu oleh para ahli di bidangnya dan setelah proses bimbingan yang panjang hingga larut malam akhirnya TA Aisha terselesaikan”. Itulah kesannya tentang prakerin hingga TA yang dilakukannya. Dan, inilah kesan Aisha tentang kuliah di Prodi TG, PEP Bandung: “geologi asik bangettt pokoknya kalau mau belajar sambil healing ya geologi jawabannya dengan sering ke lapangan maka solidaritas lebih terbangun sehingga tidak ada perbedaan satu sama lain, kita saling membantu dalam situasi apapun lopyu pokoknya geolbrisisixx”
Demikian sejemput kisah Aisha, sang pemecah telur pertama kelulusan PEP Bandung Angkatan 2021. Sambil tak lupa mengucapkan terima kasih, ia bercerita bahwa ketika sidang banyak nasihat berharga dari para dosen pembimbing dan penguji. Yaitu, tentang pentingnya para mahasiswa agar menguasai ilmu-ilmu dasar geologi yang pernah dipelajari, sebab kesempatan kerja mungkin tidak persis seperti yang diteliti dalam TA, namun ilmu dasar akan tetap diperlukan karena pekerjaan di bidang geologi terkait hal itu. Bahwa selain kepandaian, sikap (attitude) positif mahasiswa juga menjadi dasar pertimbangan penilaian yang baik. Tentu saja, semangat pantang menyerah dalam perjuangan, seperti yang ditunjukkan Aisha dalam meraih yang pertama lulus dari PEP Bandung 2021 adalah sifat positif itu.*** penulis: Oman Abdurhaman.