Pada hari Minggu, 17 September 2023 PEP Bandung kembali mengadakan kegiatan acara puncak Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) mulai pk. 08.00 s.d 13.30 WIB di Baleriung Guha Pawon, Desa Gunungmasigit, Kec. Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Acara yang dihadiri oleh Kabid Pariwisata, Disparbud dan Kabid Tata Kelola Lingkungan, DLH KBB, selain juga KaProdi Teknologi Geologi mewakili Direktur PEP Bandung, 2023 bertemakan “Peningkatan Resapan Airtanah, Pencegahan Longsor dan Penumbuhan Ekonomi Lokal melalui Budidaya dan Usaha Kelor (Moringa oleifera) Desa Gunungmasigit, Kec. Cipatat, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat”.
Acara dihadiri oleh 95 orang peserta dari masyarakat (berdasarkan daftar hadir) dan 24 orang mahasiswa Teknologi Geologi PEP Bandung. Profil peserta antara lain terdiri atas: Kaprodi Teknologi Geologi yang sekaligus mewakili Direktur PEP Bandung, Kabid Pariwisata, Disparbud Kab. Bandung Barat (KBB), Pak David, Kabid Tata Kelola Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup, KBB, Bu Zamilia; Analis di bidang konservasi, Dinas Lingkungan Hidup, KBB, pak Ahmad; Dr. Lutfi Yondri, M.Hum, Pusat Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN); Wakil dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, pak Andri; Wakil dari Satgas PPK DAS Citarum; Dosen-dosen Prodi Teknologi Geologi, PEP Bandung (pak A.D Wirakusumah, pak Adang Saputra, dan pak Oman Abdurahman); aparat hingga Ketua RT dan RW Desa Gunungmasigit; perwakilan dari Karangtaruna Grimulya, Cibukur, Cintalaksana; Perwakilan dari Pokdarwis Guha Pawon dan Stone Garden; para Jupel Jupel Guha Pawon; perwakilan dari Sekrteraiat Mahasiswa (SEKMA) Cinangsi; masyarakat RT04 (Guha Pawon), RW15; peserta dari organisasi/ masyarakat lainnya; dan para mahasiswa TG22 PEP Bandung.
Narasumber dalam kegiatan acara puncak ini ada 2 orang yaitu: Drs. Enton Supriyatna Sind dari Yayasan Odesa Indonesia; dan Ir. Yunardi Afrulloh dari Koperasi Wahana Usaha Jaya, Bandung. Agenda secara umum adalah sebagai berikut: pembukaan, presentasi pak Lutfi Yondri dari BRIN; sambutan-sambutan, penanaman kelor bersama; presentasi narasumber; dan penutupan. Presentasi pertama oleh Bp. Enton Supriyatna Sind, berjudul “Kelor dan Konservasi Lingkungan”. Dalam presentasinya, pak Enton menyampaikan bahwa Indonesia termasuk negara yang lamban merespons rekomendasi Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB tentang pohon kelor, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pangan terutama untuk perbaikan gizi. Padahal Indonesia saat ini masih menghadapi masalah stunting pada anak yang diakibatkan kekurangan gizi. Ia pun menekankan pentingnya konservasi lingkungan diantaranya dengan pemanfaatan kelor; dan berbagi pengalaman Yayasan Odesa dalam mengembangkan kelor bersama masyarakat Cimenyan, Kabupaten Bandung; yang sekaligus juga ditujukan untuk konservasi lingkungan di Kawasan Bandung Utara (KBU), khususnyadi kawasan Cimenyan.
Presentasi kedua oleh pak Ir. Yunardi Afrulloh, berjudul “Kelor Super Nutrisi”. Dalam presentasinya pak Yunardi menyampaikan keunggulan-keunggulan kelor sebagai super nutrisi, tatacara menanam kelor, dan bagaimana memanfaatkan kelor (khususnya daunnya) sebagai sumber makanan yang bergizi. Menurut Yunardi, dampak stunting bukan hanya melulu pada masalah tinggi badan, namun yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar. Selain itu, anak akan mudah terjangkit berbagai penyakit kronis. Pemerintah Indonesia sendiri berharap persentase stunting pada 2024 turun hingga 14 persen. Ini semua adalah masalah kekurangan gizi. Sementara itu, bahan pangan yang jelas-jelas mengandung berbagai manfaat berkaitan dengan gizi, yaitu kelor, diabaikkan. Padahal untuk mendapatkannya begitu mudah. Cara mengonsumsinya juga tidak sulit. Tinggal ada political will dari pemerintah, untuk menjadikan konsumsi kelor sebagai sebuah gerakan massif.
Perlu diinformasikan, mulai 10 September 2023 sampai dengan 17 September, telah ditanam 300 bibit pohon kelor di lahan milik msyarakat yang dikerjasamakan dengan masing-masing Karangtaruna dan Pokdarwis setempat. Mengingat, sebagaimana disampaikan oleh narasumber pertama, pak Enton, sejauh ini baru dua negara yang menyambut seruan PBB tentang kelor tersebut, maka upaya yang dilakukan PEP Bandung melalui kegiatan PkM 2023 ini dapat dikatakan sebuah kontribusi untuk mempelopori sambutan atas seruan PBB tentang rekomendasi pemanfaatan kelor untuk peningkatan gizi masyarakat ***