Pada hari Sabtu, 26 Agustus 2023 PEP Bandung kembali mengadakan seminar online via aplikasi zoom (webinar zoom), mulai pk. 09.00 s.d 11.50 WIB. Acara yang dihadiri oleh Direktur PEP Bandung dari awal sampai penutupan ini diisi oleh presentasi oleh tiga narasumber sesuai, tanya jawab, dan sambutan atau tanggapan dari beberapa peserta khusus.
Peserta webinar adalah para mahasiswa Teknologi Geologi dan para dosen PEP Bandung; beberapa perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup, Kb. Bandung Barat, para dosen dan mahasiswa dari UNPAD, UNPAK, UNSIL, dan ITERA; Dr. Yun Yunus Kusumahbrata dari KNGI, Ketua MAGETI (Masyarakat Geologi Tata Lingkungan Indonesia), MAGI; dan beberapa wakil dari komunitas seperti dari Pokdarwis Gua Pawon, Mata Bumi, dll . Total yang hadir mencapai 100 orang, dengan fluktuasi terpantau antara 97-100 peserta selama hampir 3 jam (2 jam 50 menit).
Tiga narasumber yang mengisi kegiatan webinar tersebut adalah : 1. Pak T. Bachtiar dari Masyarakat Geografi Indonesia juga KRCB, 2. Dr. A.D WIrakusumah, Dipl. Seis, dosen PEP Bandung, dan Dr. Vita Sarasi, S.E., M.T, dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNPAD. Pak T. Bachtiar membawakan materi berjudul “Nilai Kawasan Kars Rajamandala”. Presentasi Pak A.D. Wirakusumah berjudul “Upaya Peningkatan Resapan Air dan Pencegahan Longsor pada Kawasan Karst”. Ada pun Dr. Vita Sarasi menyampaikan paparan dengan judul “Peran Pohon Kelor (Moringa oleifera) dalam Penyerapan Karbon, Peningkatan Mesehatan Masyarakat, dan Pengembangan Potensi Ekonomi Lokal pada Kawasan Karst”.
Presentasi pertama, pak T. Bachtiar, menekankan pentingnya atau nilai kawasan kars Rajamandala, seperti lokasinya yang sangat dekat dengan kota provinsi, nilai air bagi kehidupan masyarakat, nilai ilmiah karst, dan lainnya, sehingga perlu dilakukan upaya konservasi terhadap bentang alam atau site yang masih tersisa seperti Gua Pawon, Gunung Masigit, Karang Panganten, Pasir Pabeasan dll. Bu Vita Sarasi menyampaikan pentingnya tanaman kelor karena kemampuannya dalam menyerap karbon, sumber gizi untuk kesehatan masyarakat dan penumbuhan eknomi lokal. Sedangkan pak A.D Wirakusumah menyampaikan peningkatan resapan air dan pencegahan longsor pada kawasan kars, baik metode non vegetative dan metode vegatatif seperti mengunakan tanaman kelor.
Seminar ditutup setelah sesi tanggapan dan masukan positif dari Pak Chaedar dari Beyond Kelor Indonesia, pak Dr. Yun Yunus Kusumahbrata dari KNGI, pak Dr. Iman dari UNSIl. Dengan demikian webinar pengantar PkM ini telah memberikan wawasan baru mengenai integrase antara ilmu fisik (geologi dan cabangnya), biologi serta ekonomi untuk diaplikasikan di lapangan, antara lain untuk peningkatan resapan air dan pencegahan longsor di kawasan kars Rajamandala atau kars Citatah, KBB, seperti yang akan dilakukan oleh kegiatan PkM 2023 PEP Bandung di area Gua Pawon dan sekitarnya.
Dokumentasi rekaman webinar tersebut dapat diakses di:
https://drive.google.com/drive/folders/1OpUYLMEy8gDMemPkm5e6D6sQSH4nc5iL