Curug Jompong Lokasi Bobolnya Danau Bandung Purba

09 Juli 2023 by Admin PEP Bandung

Curug Jompong yang tercatat dalam sejarah sebagai tempat bobolnya Danau Bandung Purba 16 ribu tahun lalu saat ini semakin populer sebagai tempat wisata di wilayah Kabupaten Bandung. Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung yang berdiri tahun 2019, telah menjadikan Curug Jompong sebagai tempat praktik kuliah lapangan. Selain sebagai tempat praktik kuliah lapangan yang berkaitan dengan beberapa mata kuliah pada Prodi Teknologi Geologi, Curug Jompong juga dikembangkan sebagai Kawasan Geowisata. Atas beberapa alasan itulah Curug Jompong dipilih sebagi tempat kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tanggal 9 Juli tahun 2023. Dalam kegiatan tersebut dilakukan kerja sama dengan masyarakat setempat dan para penggiat geowisata di Desa Jelegong Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
 
Bapak Dede Sumpena selaku Ketua RW di Desa Jelegong menyambut rombongan PEP Bandung dengan penuh antusias dan dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung yang telah menunjukkan perhatian terhadap Curug Jompong. Bapak Dede Sumpena dalam acara tersebut didampingi Ketua RT Aep Saepuloh, dan Bapak Aep Hadi selaku Ketua Paguyuban Bale Majukeun Lembur, serta Pak Agus Yulianto Koordinator Tuan Rumah yang menyambut hangat kedatangan rombongan PEP Bandung.
 
Direktur Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini hadir bersama para dosen dan 40 mahasiswa geologi angkatan 21 dan Angkatan 20 yang akan diwisuda agustus mendatang. Dalam acara ini juga PEPB menghadirkan empat Narasumber yakni: Achmad Djumarma Wirakusumah Dosen PEP Bandung sebagai ahli gunung api, Benny Bensaman dosen PEPB sebagai ahli geologi. Selain Dosen PEPB hadir juga 2 nara sumber dari Ikatan Ahli Geologi yakni Heryadi Rachmat selaku  Ketua Masyarakat Geowisata Indonesia (MAGI) dan Indra Badri ketua Masyarakat Geologi Tata Lingkungan Indonesia (MAGETI).
 
Direktur PEP Bandung dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pengelolaan yang disesuaikan dengan kearifan lokal yang tepat sasaran. Dalam kontek edukasi mengajak masyarakat untuk memahami Curug Jompong dari dua sisi. Pertama sejarah Curug Jompong yang akan membuat menarik masyarakat awam, kedua secara kelimuan kebumian belajar memahami prosesnya seperti yang disampaikan oleh Pak Sabtanto dalam pengantar penelitian di Curug Jompong. 
 
Berdasarkan hasil penelitian Sabtanto Joko Suprapto secara keseluruhan Curug Jompong yang dikenal sebagai tempat bobolnya Danau Bandung Purba dengan munculnya batuan beku sangat menarik untuk dijadikan tempat praktik kerja lapangan mahasiswa. “Kawasan Curug Jompong tersusun oleh batuan beku intrusi bertekstur porfiritik, berupa andesit. Terbagi dua zona, bagian hulu fenokris kuarsa teramati jelas secara megaskopis berukuran sampai dengan 0,5cm, bertekstur quartz eyes, bagian hilir fenokris kuarsa jarang plagioklas sangat dominan dengan ukuran kristal sampai dengan 0,8cm. Pada tampilan mikroskopik, di zona bagian hulu kuarsa membentuk tekstur embayment kuat dan intensif, plagioklas telah teraltersi sebagian masih tersisa jejak-jejak bentuk kristalnya. Kenampakan mikroskopik pada zona hilir kristal-kristal plagioklas masih relatif utuh, sebagian kecil yang teralterasi, quartz eyes dijumpai dalam jumlah terbatas, demikian juga tekstur embayment jarang dan sangat lemah”.
 
Selanjutnya pada Tahun 2022 Dosen PEPB Ir. Sabtanto M.T. yang juga melibatkan mahasiswa melakukan penelitian di Curug Jompong dengan judul “Karakterisasi Batuan Intrusi di Curug Jompong Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil penelitian Ir. Sabtanto Curug Jompong dapat dijadikan tempat praktik kuliah lapangan di antaranya berkaitan dengan petrologi, struktur, intrusi.
 
 
Sabtanto Joko Suprapto dalam sesi pengantar penelitian menyampaikan bahwa Ketika Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung memerlukan lapangan tempat praktik kerja lapangan mahasiswa menemukan Curug Jompong sebagai tempat istimewa. Selanjutnya pada paparannya Sabtanto Dosen senior di Prodi Teknologi Geologi menjelaskan secara runut proses kejadian Curug Jompong dengan Bahasa popular dengan muatan ilmiah. Beberapa istilah yang disampaikan seperti magma, intrusi, batuan beku, struktur dll.  
 
Pada sesi pemaparan dari empat narasumber diawali ole Achmad Djumarma yang membahas edukasi geowisata yang meliputi beberapa tahapan sehingga membuat banyak orang mau berwisata di lokasi yang terkait dengan geologi. Benny Bensaman menyampaikan bahwa Curug Jompong ini telah dinyatakan sebagai warisan geologi sejak jaman Belanda. Berdasarkan hasil penelitian dosen PEPB batuan didominasi oleh andesit. Mengandung emas namun konsentrasinya sangat kecil. Benny Bensaman juga mengucapkan terima kasih kepada Masyarakat yang telah memberi izin PEPB untuk melakukan penelitian di lokasi Curug Jompong.
 
Dua Narasumber dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia diawali oleh Heryadi Rachmat sebagai Ketua MAGI. Dalam paparannya Heryadi menyampaikan apresiasi kepada hasil penelitian Sabtanto berisi informasi yang lengkap. Dalam kesempatan ini juga menyampaikan apresiasi kepada Asep Rohman sebagai Direktur PEPB yang telah menggagas acara seperti ini. Sebagai ahli geopark Heryadi juga menyampaikan pentingnya melakukan pelatihan kepada masyarakat dan siap mengundang para pemuda untuk bersilaturahmi ke rumahnya melakukan pelatihan. Kepada ibu-ibu yang hadir menyampaikan bahwa melalui geowisata dapan meningkatkan ekonomi kreatif seperti kuliner, home stay, dan kerajinan setempat yang unik.
 
Indra Badri yang saat ini menjabat Ketua MAGETI menyampaikan terima kasih dan merasa bangga diundang oleh PEP Bandung pada acara Pengabdian kepada Masyarakat di Curug Jompong. Dalam paparannya membahas pentingnya memahami lingkungan dalam pengelolaan dan pengembangan geowisata. Lingkungan di dalamnya memahami faktor keamanan dari bahaya geologi seperti longsor, gempa bumi, dan gunung api. Aspek tata lingkungan dapat diberdayakan seperti keunikan mineral batuan dan lain-lain. Mengoptimalkan dari sumber daya seperti air yang mengalir ke Curug Jompong.
 
Acara PkM yang dipandu oleh Aisha Mahasiswi geologi 21 menjelang ramah tamah semakin rame Ketika sesi tanya jawab. Ibu Nurul anggota komunitas Paguyuban Majukeun Lembur sebagai ketua grup senam SBC (Sehat, Bugar, Ceria) menyampaikan lokasi ini yang dulunya Curug dengan air terjun kini setelah dibangun terowongan kembar nanjung airnya surut dan muncul situs geologi dengan batuan yang unik. Untuk nama yang berkaitan dengan kondisi saat ini apakah namanya yang cocok untuk lokasi Curug Jompong.
 
Sabtanto menyampaikan pemilihan nama itu diserahkan kepada masyarakat yang tinggal  di sekitar Curug Jompong disesuaikan dengan kearifan lokal. Asep Rohman menambahkan dan sangat setuju dengan yang disampaikan Sabtanto dan menyarankan silakan pilih sesuatu yang menonjol di Curug Jompong. Jika banyak yang menonjol yang tonjolkan semuanya ketika banyak yang menonjol. Ceritakan dalam satu paket ada cerita batuan, ada curugnya, sejarahnya.
 
Priatna Dosen Prodi Teknologi Geologi sebagai Ketua Panitia di akhir acara menyampaikan bahwa keberadaan Curug Jompong ini bisa menjadi aset bagi youtuber. Ini peluang bagi pemuda segera membuat akun youtube. Priatna juga siap menggagas sebuah lagu “Curug Jompong” yang menceritakan tentang lokasi bobolnya Danau Bandung Purba. Hal senada disampaikan oleh Direktur PEPB pentingnya dan dahsyatnya manfaat medsos. Silakan viralkan Curug Jompong oleh semua orang dan keluarganya dalam foto dan video dengan membuat hashtag. Ini tawaran Pak Priatna dan Pak Heryadi Rachmat segera manfaatkan, tambahnya. 

 

Whatsapp