Senin, 13 Maret 2023 Himpunan Mahasiswa Teknologi Geologi (HMTG) ‘Antediluvium’ PEP Bandung mengadakan webinar atau disebut dengan nama GYPSSUM (Geology Present Sharing Session Umum). Topik yang diangkat kali ini adalah tentang batuan beku intrusi yang berada di Grasberg dan Curug Jompong. Intrusi adalah terobosan batuan beku yang telah menjadi kristal dari suatu sistem magma dibawah permukaan bumi. Intrusi dapat disebut juga plutonik yang berarti magma yang membeku di bawah permukaan bumi sebelum mencapai permukaan.
Tim penelitian Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) Bandung dalam menerapkan TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI maka, dilaksanakan penelitian salah satunya di lokasi bobolnya Danau Bandung Purba. pada lokasi penelitian curug jompong terdapat batuan beku. Berawal karena ingin mendapatkan spot geologi baru untuk kuliah lapangan, tim peneliti mendapatkan struktur yang kompleks pada lokasi penelitian, sehingga dilakukanlah penelitian.
Grasberg adalah lokasi tambang dimana depositnya juga berasal dari batuan intrusi dengan demikian, pada batuan intrusi Grasberg bisa dijadikan contoh untuk mengindikasi alterasi yang terjadi pada batuan intrusi Curug Jompong. Hal ini membuat rasa ingin tahu lebih dalam apakah adanya keterkaitan antara intrusi Grasberg dengan Curug Jompong maka dari itu kami memilih tema webinar yaitu Batuan Beku Intrusi Grasberg dan Curug Jompong.
Dr. Denny Lumban Raja, S.Kom., M.T. Ketua Prodi Teknologi Geologi PEP Bandung menyampaikan bahwasannya penelitian batuan beku intrusi Curug Jompong semoga saja bisa dikaitkan dengan kondisi geologi di Grasberg. Semoga dengan webinar ini batuan beku intrusi Curug Jompong lebih tergali informasinya. Dr. Asep Rohman, S.T., M.T. Direktur PEP Bandung mengatakan bahwa setiap rasa orang pasti memiliki rasa penasaran, termasuk disini, saya penasaran apakah ada kesamaan antara batuan intrusi di Grasberg dan di Curug Jompong.
Narasumber webinar ini adalah Ir. Sabtanto Joko S, M. T seorang ahli geologi yang memiliki banyak pengalaman di bidang eksplorasi, dimana dalam webinar ini beliau yang akan menjelaskan bagaimana terbentuknya batuan intrusi curug jompong, struktur yang terbentuk, alterasi yang terjadi dan mineralisasi pada batuan intrusi yang ada di Curug Jompong dan Ir. Benny Bensaman, M. T seorang ahli geologi yang pernah bekerja di Freeport yang akan membandingkan dengan host rock deposit Cu-Au di Grasberg.
Materi pertama, Batuan Intrusi Curug Jompong, Ir. Sabtanto Joko Suprapto, M.T. menyampaikan Batuan beku Curug Jompong intrusi bertekstur porfiritik, jenis batuan andesit, dengan tipe seri magnetit. Struktur geologi kekar dan sesar arah umum timur laut - barat daya dan barat laut - tenggara. Mengindikasikan arah pressure utara – selatan.
Struktur kekar ada dua jenis, akibat tektonik dan akibat pendinginan magma Kekar pada batuan beku yag berhubungan pendingan magma, ada kekar lembaran,. Di batas hulu dan hilir terdapat zona kekar dendritik relefan dengan adanya overpressure. kekar pada tubuh batuan intrusi akibat pendinginan dan pembekuan magma (pengerutan), akibat tektonik sesar dan kekar, akibat overpressure desakan lepasnya air dari magma.
Microfracture, rekahan yang hanya terlihat dengan alat pembesar, berupa bukaan umunya lebarnya 0,1 mm.rekagan ini memungkinan terisi fluida dan gas yg menghasilkan presipitasi mineral.
Alterasi di zona hulu sangat intensif berupa tipe filik, di bagian hilir alterasi sangat lemah dan terbatas, tipe propilitik. Zona hulu dan zona hilir Curug Jompong mempunyai mempunyai karakteristik sangat berbeda, merupakan hasil proses intrusi yang berbeda.
Curug Jompong menjadi lokasi bobolnya Danau Bandung Purba karena ada dua faktor geologi yg mempengaruhi. Struktur geologi berupa sesar dan kekar berkembang sangat intensif di Kawasan Curug Jompong, serta alterasi tipe filik berkembang di zona hulu, hal ini menyebabkan menjadi berkurangnya kekuatan dan ketahanan batuan beku terhadap erosi. Kedua faktor tersebut, yakni struktur geologi dan alterasi yang menyebabkan Kawasan Curug Jompong menjadi lokasi bobolnya Danau Bandung Purba Timur.
Selanjutnya materi kedua adalah tentang Grasberg Igneous Complex (GIC) : The host of Grasberg Cu – Au Porphyry deposite yang disampaikan oleh Ir. Benny Bensaman, M. T. beliau menyampaikan Daerah tambang Grasberg disusun oleh batuan intrusi yang dihasilkan selama dua peristiwa magmatic yang berbeda. Pertama menghasilkan batua intrusi kandungan potassium rendah berupa sill dan dike terbentuk pda periode 3,7-3,3 juta Tahun yang lalu , contoh wanagon sill. Kedua terbentuk kolompok intrusi kandungan potassium tinggi dan umur lebih muda terbenttuk 3.5-2.7 jtl. Asal usul zona sesar adalah karena perlipatan menjadi cukup rapat kemudian diakomodasi, sebagian atau seluruhnya, dengan gaya dorong atau sesar balik sudut tinggi. Gerakan terakhir pada masing-masing struktur ini adalah gerakan ke kiri-samping,strike-slip offset.
Batuan intrusi yang terbentuk pada periswa magmatik kedua ini termasuk diantaranya adalah intrusi Kay, Karume, Grasberg Utara, Grasberg, dan Ertsberg, serta batuan intrusi yang dijumpai dalam dalam tambang Grasberg dikelompokan kedalam Komplek Batuan Beku Grasberg (Grasberg Igneous Complex/GIC). Dengan elevasi 1.500 mdpl. Hubungan antara intrusi satu dengan yg lain dapat mengetahui umurnya.
Penulis : Aisha Permatasari (TG 2021)